Thursday, November 18, 2010

Untitle




“ Lagi pa nich ? Aku mencari-carimu dan kupikir kau pasti ada disini jadi ya aku kesini! Ha…ha…ha…”
“ Aku memang selalu disini, apalagi kalau habis hujan. Rasanya lebih damai dan seakan-akan kabut disini dapat menutupi tubuhku dari jangkauan orang luar. Rasanya damai bukan begitu?” Lisa tersenyum pahit
“ Kau tahu aku sudah hampir satu jam berputar-putar mencarimu disini!” Ucap mona kesal “Aku selalu mencarimu disini tapi entah mengapa semakin lama, semakin sulit bagiku untuk menemukanmu disini”
“Ooh ya??…aku sudah melihatmu berputar-putar disekitar batu itu sejak setengah jam lalu, apa kau tak merasakannya? Kupikir kau memang menyukai melakukan hal itu jadi ya aku biarkan saja”
“Apa…!!! Kenapa kau tidak memanggilku? Apakah kau pikir ini lucu. Agar kau tahu saja kakiku sudah mau copot dan mulai memikirkan untuk pulang, karena aku pikir kau tidak ada disini” tiba-tiba nada suaranya berubah menjadi sangat dalam.
“ Maafkan aku, tak akan kuulangi lagi. Aku janji!”
“Tidak apa-apa kurasa aku yang salah, lain kali aku akan meminta bantuanmu kalau aku tak dapat menemuimu. Tapi semakin lama aku semakin tak menyukai kabut ini rasanya menipu dan semakin pekat saja dari sebelumnya. Tapi bagaimanapun aku menyukai kabut disini karena jika tak ada kabut aku tak akan pernah bisa bertemu lagi denganmu.”
“Ya kurasa kau benar. Hm….rasanya baru saja kemarin kau bercerita kalau ia memilihmu, dan sekarang kau sudah menikah dengan laki-laki yang kau puja itu bukan!” Ada nada sedih yang terlintas dalam suara lisa “ Sedangkan aku, aku masih tetap disini dan hanya kau yang mau mendatangi aku walaupun hanya mengucapkan halo padaku.”
“Kenapa kau mengatakan hal itu aku sudah sering sekali bilang padamu tak ada yang dipilih dan tak ada yang dibuang. Semua hanya karena keadaan dirimu hanya sedikit lebih lemah dari keadaanku sehingga mereka hanya berpikir mungkin kau tak akan bertahan hanya itu. Bukankah kau mencintai ibu, kau tahu ibu tak pernah berhenti menangis sejak kejadiaan itu, bahkan ayah yang selalu terlihat kuat sekarang ia terlihat begitu lemah, apakah itu kurang membuktikan betapa besar cinta mereka untukmu”
“Lalu mengapa hanya kau yang mau datang dan menemuiku?”
“Bukankah kau sudah tahu alasannya, aku sudah memberitahu mereka bahwa dirimu ada disini tapi mereka semua menganggapku orang gila dan hampir memasukkan diriku ke rumah sakit jiwa”
“Maafkan aku tentang masalah itu, tapi sungguh terkadang aku merasa sangat kesepian, kau tahu setahun sekali sungguh tak membuat rinduku pada mereka hilang, dan aku tak tahu sampai kapan aku akan terus seperti ini?”
“Aku sungguh berharap kau akan tetap disini sehingga kita dapat terus bertemu meski kabut akan semakin tebal dan semakin sulit bagiku untuk menemukanmu.”
“Entahlah semakin lama aku semakin merasa lelah dan tak berdaya”
“Tapi lisa!. Aku sangat mencintaimu aku tak ingin kehilangan dirimu lagi, aku mohon.”
Lisa hanya tesenyum
“Selamat tinggal mona. Oh ya selamat atas pernikahanmu, kuharap kau selalu mendapat yang terbaik dan semoga kau selalu bahagia”
“Thank’s. Sampai jumpa lagi”
Kabut pun memudar dan memperlihatkan sesosok tubuh yang sedang termangun ditempatnya, tidak ada tanda-tanda ada orang lain yang berada disana dia hanya sendirian dan termangun tapi diwajahnya terlintas kepedihan yang dalam hingga tak tertahankan. Dia meninggalkan tempat itu. Dan saat itu kabut sudah benar-benar memudar.

                                                                                         ###
“ Kemana kamu semalam saat aku bangun kau sudah tak ada diatas kasurmu, kau tahu kau membuatku sangat cemas aku hampir saja menelpon polisi kau tahu itu?” Bill termangun, masih ada sisa-sisa kelelahan dimatanya
“Tapi aku…” mona benar-benar merasa bersalah sekarang
“ Apakah kau kesana lagi?”
“Aku …”
“Apa yang harus aku lakukan agar kau mengerti, dia sudah tidak ada. Sudah pergi lebih dari sepuluh tahun lalu. Dan ini bukan kesalahanmu”
“ Tapi dia disana bill aku menemuinya dan dia ada dan utuh. Bahkan dia mengucapkan selamat atas pernikahan kita bill!”
“Mona, sekarang kau benar-benar membuatku takut. Kau tahu itu! Aku mengenalnya dan aku benar-benar melihat kejadian saat itu dan tak satupun dari kami berpikir dia masih ada disini bersama kita”
“ Aku tahu memang tak satupun mempercayaiku, tapi aku tetap pada pemikiranku dan kau boleh tetap pada pemikiranmu…ok!”
“ Baiklah kalau itu adalah pilihanmu, kalau begitu aku akan mulai bersiap-siap untuk bekerja hari ini akan datang banyak pesanan, menurutmu aku harus memakai baju yang nama? Oh ini membuatku sangat bersemangat”
“ Bagaimana kalau kau memakai setelan jas barumu dan dasi warna merah, kuharap itu akan membawa kaberuntungan. Sementara aku akan menyiapkan sarapan untuk kita. Uhm…coba aku lihat sepertinya kita hanya punya bahan-bahan untuk sandwich. Apakah itu ok?”
“ Kurasa tak apa-apa hatiku sedang senang kurasa aku akan makan banyak hari ini”
“ Baiklah akan aku siapkan” ucap mona tersenyum
Setelah siap bill pun datang ke meja makan dan mulai menghabiskan sandwichnya
“Mona sayang aku pergi dulu ya…” ucapnya sambil melangkahkan kaki menuju pintu “ i love you honey”
“I love you too”
Bill pun pergi menyisakan langkah kaki yang semakin lemah dan pada akhirnya langkah itu pun menghilang
Mona menghempaskan tubuhnya ke lantai dan ia pun terpuruk dilantai, menangis…
“Kenapa mereka semua tidak percaya padaku….kenapa?? Lisa aku sungguh merindukanmu….”

                                                                                        ###
“Lisa……….kau dimana??” Suara lisa mengema dalam kabut “ lisa kau ada dimana?? Aku ingin bertemu denganmu”
Tidak ada suara yang membalas, yang terdengar hanyalah suara mona yang mengema dalam kabut yang semakin pekat
“Mona, aku disini…” ucap lisa lirih
“Lisa…aku merindukanmu…” senyum mona tapi masih tersisa berkas-berkas tangis dimatanya ”Aku pikir aku tidak dapat menemuimu lagi”
“Aku juga merindukanmu mona”
“Kenapa kau baru muncul?? Aku sudah memanggilmu lebih dari setengah jam yang lalu”
“Aku…..”
“Ohw sudahlah lupakan, aku senang sekali kau ada disini” senyum mulai merekah dibibirnya
“Mona…aku ingin mengatakan sesuatu padamu” ucapnya lirih
“Hm…apa itu??”
“Mona, aku sudah terlalu lama berada disini, lebih dari sepuluh tahun. Aku rasa kini saatnya aku pergi. Kini kau sudah memiliki bill, ayah, ibu dan kini kau pun sudah memiliki banyak teman, kau sudah tidak membutuhkan aku lagi”
“Tidak kau tidak boleh pergi, aku membutuhkanmu. Aku ingin kau ada disini untuk menemani hariku”
“ Tapi mona, aku tidak bisa lagi ada disini. Aku lelah, bisakah kau membiarkan aku untuk istirahat??”
“ Lisa…aku tak bisa…” isak tangis mulai berbunyi lagi, tapi kali ini lebih dalam
“ Mona, meski kau tak dapat melihatku lagi, aku ingin kau tahu, aku akan selalu ada disampingmu, meski kau tak dapat melihatku, mendengar, ataupun menyentuhku….kau tahu aku akan selalu ada dihatimu, karena aku akan selalu menyayangimu…” senyum lisa mengembang meskipun dia tidak dapat menyembunyikan kesedihan dari matanya
“Lisa….aku juga sangat menyayangimu”
“Aku akan menemanimu sampai kabut ini menghilang, setelah itu ku harap kau dapat terus malanjutkan hidupmu, dan ku mohon jangan pernah datang lagi kesini, karena itu sungguh akan membuatku sedih” senyum sedih mengembang di bibir lisa
“Tapi lisa…aku membutuhkanmu, benar-benar membutuhkanmu…sungguh..”Isak mona
“Kau akan baik-baik saja mona, aku yakin..” Lisa memeluk saudaranya itu dengan erat “dan ku ingin kau tahu kalau aku tak pernah sekalipun aku menyesal karena aku telah menghilangkan nyawaku satu-satunya untuk menyelamatkanmu”
Mona hanya diam dan lisa pun melanjutkan pembicaraannya “ dengan memberikan jantungku untukmu, telah membuat aku dapat terus hidup dan menikmati suasana menyenangkan selain suasana di bangsal rumah sakit dengan bau obat yang menusuk hidung dan selalu membuatku pusing” lisa termenung “ dan aku sungguh beruntung memiliki saudara sepertimu….mona aku sangat menyayangimu, jadi hiduplah dengan baik…dan jalankan hidupmu dengan bahagia”
“Lisa……..aku juga menyayangimu…” kini tangis mona pun telah pecah dan menghiasi malam itu “ aku berjanji akan menuruti apa pun yang kau inginkan”
“Dan satu lagi kumohon tolong jaga ayah dan ibu untukku, aku sungguh merindukan mereka”
“Baik lisa…”
Malam pun semakin memudar, sehingga cahaya matahari mulai membawa kabut yang tadinya pekat semakin tipis
“Mmmmooooooooonnnnnnnaaaaaaaaaa…”
Kemudian perlahan mulai terlihat disisi lain makam beberapa sosok yang semakin jelas…disana berdiri ibu, ayah, bill dan beberapa teman-teman mona. Mereka semua tercengang melihat sosok lain yang ada disana, sebuah sosok yang seharusnya tak pernah ada lagi sejak 10 tahun lalu, yaitu lisa
Lisa tersenyum “Kumohon jaga mona untukku ya…aku sungguh sangat mengkhawatirkannya”
“Lisa….apakah ini engkau nak??” Ucap ibu gemetar
“Lisa sudah menunggu ibu begitu lama disini, tapi ibu tak pernah datang” senyum suram menghiasi bibir lisa “ Tahu kah ibu, lisa sangat merindukan ibu…lisa sayang sekali dengan ibu”
Semuanya terdiam “ Lisa masih ingin bersama kalian, tapi lisa harus pergi, 10 tahun sudah terlalu lama untukku, dan kini aku sungguh merasa lelah” senyum menghiasi bibir lisa “ kalian harus hidup dengan baik dan kalian harus bahagia ya…lisa pergi”
 Sosok lisa pun semakin menghilang seiring dengan semakin memudarnya kabut dipemakaman itu, yang tertinggal hanya senyum lisa yang semakin memudar. Setelah sosok lisa menghilang tangis pun pecah tapi yang tertinggal hanyalah makam lisa yang disinari cahaya matahari pagi yang cerah.    

                                                                                             ### 


0 comments:

Post a Comment

Thank you very much for coming and come back soon...
Have fun and have a nice day...